Sebagai masyarakat yang hidup dan tinggal di tanah pasundan atau yang biasa dikenal dengan istilah ‘orang sunda’, sudah semestinya kita tahu dan menghormati semua adat istiadatnya. Seperti peribahasa ‘dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung’. Begitu banyak macam adat istiadat sunda yang kita ketahui seperti, adat pernikahan sunda, seni tari sunda, seni musik sunda, bahasa sunda, dan tata cara hidup masyarakat sunda yang sejatinya tentu saja berbeda dengan tata cara hidup masyarkat di daerah lain.
Tetapi, apakah semua jiwa dari adat istiadat itu masih terasa hingga saat ini? Mungkin bagi masyarakat sunda yang tinggal di pelosok-pelosok desa di Jawa Barat, semua hal itu masih terasa jiwanya dan juga terjaga kelestariannya. Lalu, bagaimana dengan masyarakat sunda yang tinggal di daerah perkotaan? Bukankah pada awalnya mereka semua berasal dari desa? Ketika jaman semakin maju melesat dengan berbagai macam kemewahan dan kemudahan yang dunia modern tawarkan pada masyarakat perkotaan Jawa Barat, maka semakin terpuruk juga kelestarian adat istiadat dan kebudayaan sunda di perkotaan Jawa Barat. Kebanyakan orang sunda perkotaan merasa malu untuk melestarikan adat istiadat sunda.
Salah satu contoh dari adat istiadat yang mulai hilang adalah bahasa sunda. coba tengok sekitar kita berapa persenkah orang-orang sunda perkotaan yang kesehariannya bercakap-cakap dengan menggunakan bahasa sunda? Mungkin bagi orang-orang sunda yang sudah tua, mereka akan berkomunikasi dengan orang sunda lain yang sudah tua dengan menggunakan bahasa sunda dalam kesehariannya. Tapi, apakah mereka mengajarkan dan berbicara dengan menggunakan bahasa sunda kepada anak dan cucu mereka? Lebih dari setangah dari jumlah para orang sunda yang sudah tua atau para orang tua yang sebenarnya berdarah sunda tulen di Jawa Barat lebih memilih untuk mengajarkan dan berbicara kepada anak atau cucu mereka dengan menggunakan bahasa Indonesia. Sebetulnya, hal tersebut benar karena kita adalah masyarakat Indonesia dan bahasa persatuan kita tentu saja bahasa Indonesia. Tetapi, sebagai orang yang mempunyai darah asli sunda, tidak ada salahnya jika kita juga mengajarkan bahasa warisan leluhur kita, bahasa tradisional yang seharusnya kita lestarikan.
Ketika semakin gencarnya pemerintah Jawa Barat di setiap bidang menyiar-nyiarkan masalah adat istiadat sunda dan kembali menggugah masyarakat Jawa Barat untuk melestarikan kembali adat istiadat sunda yang juga termasuk didalamnya bahasa sunda. Tapi, pada kenyataannya banyak orang sunda asli masih malu untuk berbicara menggunakan bahasa tradisionalnya sendiri. Bahkan, sebagian dari mereka berkata, ‘malu ngomong pake’ basa Sunda mah, gak gaul, kampungan’. Lalu, mau di bawa kemana budaya, adat istiadat warisan leluhur kita jika anak-cucunya sendiri menjadi malu untuk melestarikannya?
Seharusnya, para orang tua yang berdarah sunda sadar kalau adat istiadat sunda contohnya bahasa Sunda sudah mulai terkikis dan sudah sewajarnya sebagai orang tua untuk kembali menanam budaya, adat istiadat sunda kepada para anak-cucu mereka. Mari kita lestarikan kembali adat istiadat sunda contohnya bahasa Sunda, sehingga suatu warisan leluhur suku sunda tidak akan pernah punah dan bisa menjadi sesuatu yang dapat kita banggakan sebagai keturunannnya. Hayu atuh nyarios nangge basa Sunda.